Jumat, 19 April 2013

Dual Price Harga BBM Pemberian Istilah yang Kurang Kreatif

Belum lama saya merilis tulisan tentang Dual Battery untuk kendaraan berbahan bakar gratis bebas subsisdi pemerintah namun kata dual serasa dicuri oleh pemerintah untuk memberi nama kebijakan pemerintah tentang pembagian harga BBM bersubsidi untuk orang miskin dan orang kaya. Dual price harga BBM bersubsidi kog pake dual juga KREATIF DIKIT NAPA SIH JANGAN ASAL AMBIL KATA YANG UDAH DIPAKAI ORANG DONG!!!!!!!!!!!!!!GA KREATIF BANGET sih!!!!!!!!!! Bicara tentang dual price harga BBM bersubsidi yah salut buat pemerintah Republik Indonesia tercinta yang masih mikirin rakyatnya pak presiden pun belum mau menaikan harga BBM bersubsidi walau anggaran sudah jebol, itu layak diapresiasi. Namun sekarang kita bicara tentang efektivitas kebijakan dual price harga BBM bersubsidi saya rasa kurang efektif karena rawan terjadi penyimpangan yang dilakukan berbagai pihak. Contohnya salah satu pihak yang terlibat ada pengecer BBM bersubsidi, oknum pengguna mobil dinas baik plat hitam merah maupun militer yang membeli di pengecer dan oknum penimbun BBM, keberadaan mereka ada namun sengaja atau tidak mereka seolah diabaikan oleh pemerintah. Banyak alasan mengapa banyak orang membeli BBM di pengecer yang paling sering adalah "masa beli 1 liter aja harus ke pom bensin kan letak pom bensin jauh saya juga ga lewat SPBU kog. Selain itu cukup sering juga pengguna mobil dinas plat merah membeli BBM bersubsidi dipengecer minimal 5-10 liter alasannya pun bermacam-macam karena tidak lewat SPBU lah, karena ga kuat sampai SPBU lah atau memang jujur lebih murah BBM bersubsidi. Ada pula trik pengecer membeli BBM bersubsidi menggunakan motor dengan tangki yang berukuran besar lalu disedot dan dimasukan ke derigen yang lebih kecil. Praktik kecurangan seperti itu ada namun pemerintah tak pernah menyadarinya karena memang pemerintah tak pernah mau turun kebawah melihat keadaan rakyatnya yang ada kan selama ini cuman kunjungan dan blusukan saja. Yang perlu dikhawatirkan adalah jika praktik seperti itu terus berlanjut adalah BBM bersubsidi untuk orang miskin seharga rp 4500 akan cepat habis karena kuotanya juga dibatasi dan dibagi dengan BBM bersubsidi seharga rp 6500 bilamana terjadi kelangkaan BBM bersubsidi seharga rp 4500 yang ada malah rakyat harus membeli BBM bersubsidi seharga rp 6500 perliternya. Sepertinya akan terjadi kekacauan bila itu terjadi yah lebih baik digratiskan saja kalu tidak mampu kembangkanlah kendaraan berbahan bakar alternatif seperti tenaga surya itu kan gratis tidak perlu subsidi pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar